Beranda News Bogor Raya

HMI-MPO Cabang Bogor Mengutuk Oknum Polisi dalam Insiden Penembakan Laskar FPI

LIPUTANBOGOR.COM – Terjadinya peristiwa penembakan 6 laskar FPI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)-Majlis Penyelamat Organisasi (MPO) Cabang Bogor mengutuk keras terhadap oknum polisi yang terlibat.

Dalam pernyataan sikapnya, Pengurus HMI-MPO Cabang Bogor menyampaikan bela sungkawa yang sebesar-besarnya atas tragedi yang menimpa 6 orang laskar FPI tersebut.

Wahyudi Azhar selaku Ketua Umum HMI-MPO Cabang Bogor menuturkan bahwa tragedi yang terjadi ini adalah bentuk kegagalan pemerintah dalam menjamin hak asasi setiap warga
negaranya, terutama pihak kepolisian yang bertugas untuk mengayomi dan melindungi masyarakat.

Baca:  Juara Olimpiade Sains Nasional se-Kota Bogor Siap Tanding di Tingkat Provinsi

“Keamanan dan hak untuk hidup telah dijamin oleh konsitusi dan UUD 1945, melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Kami sangat menyayangkan sikap dan tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh oknum kepolisian terhadap 6 Laskar saudara kami di FPI” ujar Wahyudi, pada Rabu (09/12).

“Maka dengan tegas kami menyampaikan kepada bapak Jokowi, Presiden Republik Indonesia beserta bawahannya, serta anggota DPR RI komisi lll, agar secepatnya mengambil sikap dan membentuk Tim Investigasi Independen untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Adili dan tindak secara hukum oknum-oknum yang terlibat dalam kasus ini” tambahnya.

Baca:  Jaring Jilid 2 Hadirkan Polisi Sebagai Tokoh Inspiratif, Bangun Motivasi Bagi Generasi Penerus

Sebab peristiwa tersebut dapat menjadi sebuah gambaran akan gagalnya pemerintah dalam berdemokrasi. Jika pemerintah tidak kunjung mengungkapkan fakta atas tragedi tersebut, maka wajah demokrasi negara ini semakin tercoreng yang disebabkan oleh pemerintahnya sendiri.

Kemudian Wahyu juga menuturkan bahwa bertepatan hari Kamis, 10 Desember 2020 yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, seharusnya bisa menjadi momentum untuk meyakinkan akan hak-hak asasi kita yang semakin terjamin.

“Namun yang terjadi justru kita dipusingkan dengan semakin banyaknya hak-hak asasi kita yang tidak terjamin di Negara kita sendiri. Sungguh ironis” ujar Wahyu. (Jo/Z)