Beranda Artikel

Menjadi Petani Sukses dengan Teknologi Informasi

LIPUTANBOGOR.COM – Bagaimana menggapai impian menjadi petani sukses? Dunia maya menjadi salah satu jalan sukses bagi sebagian petani milenial. Memanfaatkan teknologi yang serba praktis menjadi tuntutan para petani agar melek teknologi.

Hal ini diungkapkan oleh praktisi Public Relation dan media digital Rulli Nasrulloh dalam virtual literacy yang digelar PUSTAKA Kementerian Pertanian, Rulli atau yang akrab disapa kang Arul mengungkap keberadaan internet sebagai Gudang data telah memberikan kontribusi bagi pembangunan pertanian.

Informasi-informasi tersebut telah meningkatkan produksi komoditas pertanian, utamanya pasca panen yang telah menciptakan peluang ekonomi. Banyaknya aplikasi yang menawarkan pertemuan penjual dan pembeli telah membantu banyak petani milenial Indonesia untuk menjual langsung komoditasnya dengan bantuan teknkologi atau yang biasa dikenal dengan e-commerce.

Sudah banyak petani yang terbantu dengan kehadiran informasi digital, berbagai flatfoam media sosial seperti facebook, Instagram, twiiter, youtube atau whatsapp telah membantu petani dalam meningkatkan produksi. Berbagai tutorial budidaya telah menjamur di berbagai flatfoam sehingga memudahkan para petani untuk meningkatkan kemampuannya.

Baca:  Unpak Launching Kegiatan Eduwisata Koro Pedang 4.0 Berbasis Kemitraan Koperasi

Informasi di internet telah menjadi pembelajaran dengan meningkatkan sumberdaya manusia pertanian.Tidak berhenti sampai disitu, dunia digital telah mengembangkan kemampuan maupun potensi petani, serta dapat dimanfatkan untuk mengedukasi petani melalui aplikasi seperti memprediksi kemungkinan hujan, serangan hama dan penyakit, menyediakan dokumentasi informasi dari keseluruhan aktivitas pertanian sehingga dapat diakses secara global.

Lebih lanjut Kang Arul menjelaskan, bahwa medium dalam pertukaran seputar aktivitas pertanian di berbagai tinglat local, nasional bahkan global, serta memotong alur distribusi dari produk-produk pertanian.

Beberapa petani yang sudah sukses menekuni usahanya sebut saja Ulus Pirmawan, Shandi Octa, Shofyan Adi Cahyono, Indri Nurdiana, Ariyadh Prayugo, Al Hakim, Didin Silahudin, wawan, Supardi Sambakene serta Gagan Gandara. Mereka adalah petani yang berusia muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan petani milenial, pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan mereka,” jelasnya.

Seperti contoh Ulus Pirmawan, 45 petani asal Desa Suntenjaya, Lembang, Bandung Barat, Jawa barat meski hanya lulusan SD, ia dapat menjadi petani sukses berkat kerja keras dan ketekunan yang dimiliki. Bahkan dewasa ini Ulus berhasil mengekspor hasil pertaniannya berupa baby buncis.

Baca:  Refleksi Nuzulul Qur'an 1443 H : Menuju Pengetahuan Transendental

Selanjutnya ada Shandi Octa Susilo Petani asal Cianjur Jawa Barat yang berpenghasilan rata-rata Rp 500 juta per bulan, mengelola lahan, dalam waktu dekat, Sandi tengah mengembangkan inovasi agrowisata yang dibuka untuk para pengunjung yang ingin studi banding, kuliah lapang hingga untuk umum dalam bentuk kelompok. Tidak hanya itu, Sandi tengah menjajaki bisnis ekspor ke Timur Tengah.

Selain itu juga ada Sofyan Adi Cahyono, seorang lulusan Fakultas Pertanian Universitas Satya Wacana Salatiga yang sukses menekuni bisnis bidang usaha sayur organik. Berawal dari bisnis yang dirintis oleh keluarganya sejak tahun 2006 sampai sat ini ia mampu mengusai pasar organik dengan omzet 300 juta/bulan.

Jadi ketiga petani tersebut terpilih oleh Kementerian Pertanian menjadi Duta Petani Milenial, selain ketiga orang tersebut ada petani hebat lainnya mereka adalah Indri Nurdiana petani hortikultura, ariyadh prayugo petani hidroponik berbasis IOT, al hakim petani kopi liberika, wawan, Supardi Sambekene dan gagan gandara petani jahe, serta Ayub petani belimbing, Pera petani tersebut adalah para petani muda yang telah memanfaatkan teknologi informasi.

Baca:  Pengujian Validitas Manajemen Risiko Dalam Keuangan Islam: Pokok Hadits

Terbukti teknologi informasi mampu mengubah kehidupan petani, jika dahulu penghasilan petani mengkhawatirkan kini para petani milenial hadir dengan omzet puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Lalu Langkah apa yang harus dilakukan oleh petani lainnya agar dapat bersaing di era digital?

Langkah pertama adalah meningkatkan kemampuan dalam penggunaan perangkat, setiap petani dituntutg untuk mampu menggunakan perangkat teknologi, seperti computer, laptop, maupun handphone, selanjutnya kemapuan dalam mencari informasi, setiap petani harus mulai berselancar mencari informasi, disinilah kemampuan literasi mencari informasi sesuai kebutuhan perlu dilatih.

Yang terakhir adalah kemampuan menyeleksi informasi, tidak semua informasi sesuai dengan kebutuhan dan benar, saringlah berbagai informasi tersebut, pilihlah informasi yang sesuai tahap terakhir, setiap petani dituntut keprofesionalannya dalam menerapkan informasi.

Redaktur : Dadan Gandara

Penulis  : Shinta Octavia